Buih kerumunan
Bau padanya sedih sedan
Tetapi kepada embun,
kata hati
Menggantung pada kaca-kaca
abstraksi
“Telingkup cahaya,
tertatih, kepada hinggap yang mengalir. Kepadanya hanya kuingin putih, yang
tersemayam dalam rapal trotoir.”
Tegarkan akar nafas. Berebut
udara
Petrichor : menghafal wangi
tak pandan, tak indah
Tak ayal lebih sang
nyata siapkan warna
gerimis kan bangkit
merangkai sedih tanah
sementara
hujan belum juga reda..
0 Comments
Post a Comment