Perempuan
itu tak menyangka. Jantung itu berdegup kencang. Pada malam yang hitam dominan,
ia kalut.
Dahaga itu tak mampu ditangkis lagi. Hanya diam, dia kini, termenung di sini. Sunyi adalah perayaan yang tanpa hingar-bingar. Sisi-sisi itu menjadi jurang pada tatapannya yang datar.
Dahaga itu tak mampu ditangkis lagi. Hanya diam, dia kini, termenung di sini. Sunyi adalah perayaan yang tanpa hingar-bingar. Sisi-sisi itu menjadi jurang pada tatapannya yang datar.
Perempuan
itu tidak bisa menghentikan nanar, berulangkali.
“yang ku tunggu, diujung sana..” harapnya di ujung bintang. Seseorang yang tanpa apa, datang mendekat. Berbisik, tanpa sekat.
“yang ku tunggu, diujung sana..” harapnya di ujung bintang. Seseorang yang tanpa apa, datang mendekat. Berbisik, tanpa sekat.
“kau
tak pernah sendiri”
Entah
mengapa, jantung itu berdegup kencang. Hatinya yang kini melupakan tendensi,
membuncah sungguh. Gugup. Sakit itu benalu. Perempuan itu sadar, dekapan itu
yang menyembuhkan. Kini ia tempa harap, dekapan itu akan menemaninya. Berdua.
“tidurlah..
tak perlu kau bermimpi bersamaku”
·
2.15
dan setelah mendengarkan lagu curhat buat sahabat – Dee Lestari
0 Comments
Post a Comment