Flash Fiction
Di Hutan
Di hutan,
angin mengajarkanku satu hal: tidak ada lebat yang abadi,
kecuali di mata perempuan.
Tetapi aku ingin tersesat,
membuka jalan menuju harapmu.
Di jalan, daun-daun berguguran. Seperti dentuman
ribuan ingin yang menjadi burung yang terbang
anak-anak berbisik, "itu bolaku".
Tetapi bola sudah lupa ingatan dan terus bernafas kepayahan.
Aku ingin tenggelam di matamu.
0 Comments
Post a Comment