Aku benci berada di tempat yang ramai,
di kepulan yang bising.
Orang-orang itu berbicara apa saja, kecuali mengenai
jiwa.
Mereka membuat pagar bersama kata-kata.
Pada satu sisi ingin aku kembali.
Di sisi lain,
aku terhempas di tembok
saat aku terbangun sendiri
agar aku tidak melihat tempat-tempat ramai.
Aku ingin ke hutan. Kepada anganmu.
Rimba-rimba lebat yang
aku rela terbenam sendirian.
Di sana aku temui suara-suara alam yang jujur dan
sederhana.
Aku berdiri dan menatap kubangan air yang
memantulkan bayanganku.
Di saat itu kurasa aku sedang melihat
engkau.
Di suatu pagi.
Di kamar itu.
Bayangkan, kita bedua adalah untaian sepi yang
terkurung di kubangan ramai
0 Comments
Post a Comment