cerita
Menyaksikan Percakapan
Seperti biasanya.
Percakapan demi percakapan yang kita
lalukan, tak mencapai reffrain yang tepat,
sehingga
tak pernah ada epilog yang kunantikan
hadir.
Selalu sama. Percakapan itu
hanya sibuk kita tonton
menggunakan mata yang sama-sama
tertancap pisau yang sama.
0 Comments
Post a Comment