Di buku puisi yang lusuh itu, kau
bersembunyi
di kalimat terakhir.
Diam, membisu, kau
berbisik kepada jeda yang panjang, sebelum
paragraf baru dimulai.
Kau tak perlu menjadi angkasa.
Merangkai semua, seorang
diri.
Di pertigaan yang surreal, kau semesta
matamu membara.
0 Comments
Post a Comment