Lantas apa bedanya tangis luka yang kau anggap lara itu
Jika kau pun masih mampu bernafas setelahnya
Lihat , ditengah kami kini terbentang ribuan siksa
Bangun , ada sejengkal tanah buatmu
Sementara kami harus berjibaku melawan guntur dan hujan batu
Aroma belerang , entah dari lobang yang mana memenuhi paru
Ketika tatapanku menuju utara , di sebuah titik hitam disana
Sedang merah membara
Ada luka yang engkau belai
Menjadi kursi kebun biru laut
Seluruh kehidupan
Tumbuhlah dalam pikiran
0 Comments
Post a Comment