Gitaran.
Orang-orang yang bergitar dan memainkan gitar. Memetik senarnya sembari
melantunkan lagu mulai dari pop sampai yang sedikit rock. Kadang keroncong atau
dangdut. C.. A minor.. D minor.. ke G..
ke C lagi.. tapi hidup jangan terpaku sama sekedar mayor sama minor saja,
kan masih ada kres, add7, add9, ataupun bes yang
bisa saja hinggap kedalam semesta hidup kita.
Beberapa
waktu lalu di sebuah stasiun televisi swasta ada acara yang bertajuk Satu Gitar, Seribu Nada, Sejuta Harapan.
Banyak gitaris berada dalam acara itu seperti Dewa Budjana, Piyu, Gugun, Pongki, dan lain-lain. Ada juga gitarisnya /Rif itu siapa ya? Lupa.
Pada
intinya para gitaris super Indonesia tersebut membuat sebuah album berisi 22
lagu yang didedikasikan untuk anak-anak yang kurang beruntung dengan cara
memberikan gitar bagi mereka dari uang yang terkumpul berkat penjualan album
tersebut, ditambah sumbangan beberapa pihak. Pada akhirnya mereka berharap
anak-anak yang sudah mendapat sumbangan gitar tersebut dapat membuat suatu
karya lewat musik.
“karena
dengan musik anda bisa merubah jalan hidup anda.” Ungkap salah satu gitaris .
Coba
bayangkan saja kalau semua orang di negeri ini bisa bermain gitar, lalu bisa
bernyanyi sambil diiringi gitar yang dimainkannya. Mungkin negeri ini akan
sedikit beruntung. Bernyanyi bersama seRukun
Tetangga misalnya, membuang sejenak rutinitas, meletakkan berbagai masalah.
Sedikit mengambil jarak dari hiruk pikuk kehidupan yang terlalu real dan kadang terlalu berat untuk
dihadapi. Masa kita 24 jam mau
disuguhi kasus proyek Hambalang terus
?
“ya males.. nyanyi sajalah sambil gitaran” seperti itu mungkin kalau kita
bertanya sama rumput yang bergoyang.
Dulu
saat saya masih duduk di bangku smp, ketika pulang dan naik bis pasti ada saja
pengamen yang menjajakan suara dan permainan gitarnya kepada para penumpang. Kan lumayan dapat uang dari bermain
gitar. Ada 1 pengamen yang saya ingat karena unik, bapak-bapak pake peci dan
celana pendek bermotif belang tentara lalu nyanyi tembang jowo, memakai gitarnya yang usang namun beliau tampak
ikhlas menyanyi. Karena banyak yang kasihan maka mereka, para penumpang banyak
yang memberi uang sekadarnya untuk bapak pengamen ini.
Namun
saya jarang sekali ngasih hehe.
Menjadi
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan di negeri ini juga kadangkala butuh
sejenak melepas rutinitas ngurusi
negara dan pemerintahan, bukan ? untung saja pak Susilo Bambang
Yudhoyono tahu betul tentang itu. Maka jangan terheran-heran kalau beliau sudah
membuat beberapa album sampai sejauh ini. Bisa saja kan kalau beliau dengerin lagu-lagunya
sendiri di istana presiden sambil ngurusi
proyek pembangunan jembatan rusak di berbagai sudut negeri ? Bisa juga beliau gitaran di kediamannya di Cikeas sambil
mengurusi jemaat salah satu umat beragama di Indonesia yang sampai sekarang
tidak bisa beribadah di tempat ibadahnya sendiri, dan akhirnya menemukan manouver yang cepat serta tepat untuk
mengatasinya dari berbagai inspirasi yang beliau temukan saat beliau gitaran. Kesampingkanlah sejenak fakta
bahwa bang Haji Rhoma Irama mau nyapres di pemilu 2014, paling tidak
kelihaiannya memainkan gitar sudah tidak bisa dipungkiri lagi.
Lha
nanti kan kalau di istana presiden beliau nyanyi Judi.....teeet... sambil gitaran kan malah keren ya.
Kita
kan tidak tahu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Bisa saja besok pada
saat kampanye menuju pemilu presiden 2014 nama-nama seperti pak Prabowo, pak
Ical, ibu Megawati, atau mungkin pak Mahfud MD & pak Dahlan Iskan bisa bernyanyi
dan bermain gitar didepan pendukungnya sebagai pengganti orasi yang terkesan
terlalu formal. Bukankah masyarakat negeri ini sudah bosan sama tokoh yang
banyak omong, kaku dan sok formal?
makanya pak Jokowi menang di pilkada DKI beberapa waktu yang lalu.
Ah
mungkin dulu pak Nazarrudin tidak memakai gitar saat beliau bernyanyi di
Amerika latin sana.
0 Comments
Post a Comment