Di dapur, perempuan itu ingin sekali
memasak
waktu. Hingga matang. Sehingga
ia bisa menghidangkannya kepada
paku-paku yang menancap di tembok itu;
yang menggantungkan
foto-foto kenangan.
Setengah matang, waktu-waktu
yang telah dikelupas itu memutar waktu
ke belakang. Membuat perempuan itu
kejang-kejang.
Kemudian, dapur itu menjadi mesin waktu.
0 Comments
Post a Comment